Perguruan tinggi harus memberikan porsi lebih bagi para dosen dan mahasuswa untuk melakukan penelitian. Sehingga, keberadaannya bisa benar-benar memiliki kontribusi berarti, baik dibidang pendidikan maupun untuk kepentingan masyarakat.

Hal itu disampaikan Dr. Bernardo N. Yahya, S.T., M.Sc., dalam seminar bertajuk “Mengenal Pendidikan Tinggi Korea Selatan” Kamis, 25 April 2013 di Universitas Widya Kartika. “Di sana, dosen itu sudah tidak lagi mengajar mata kuliah dasar. Mereka lebih cenderung konsentrasi melakukan penelitian,” ungkapnya.

Menurutnya, mahasiswa bisa mencari materi dasar perkuliahan melalui internet. Sehingga, tiap kali pertemuan, tak ada rutinitas dosen menjelaskan. Yang ada, mahasiswa bertanya tentang apa yang belum dimengerti dari hasil hunting di dunia maya.

Iklim pendidikan di Korea Selatan sangat mendukung aktivitas penelitian. Periode pembelajaran dilakukan dengan jangka pendek. Dalam rentang yang tidak terlalu panjang, para dosen dan guru besar bisa lebih fokus menyelesaikan riset.

Tak hanya itu. Materi penelitian juga benar-benar disortir. Tidak sembarangan tema yang diajukan mendapatkan persetujuan. “Hanya penelitian dan rancangan sistematis yang lolos. Syarat utamanya, apa yang diteliti harus memiliki kontribusi langsung pada masyarakat,” imbuhnya.

Tak hanya dosen. Mahasiswa di Korea Selatan juga diajarkan untuk berpikiran terbuka pada hal-hal baru. Perkembangan dari belahan dunia harus dipahami. Sehingga, tujuan menjadikan kampus sebagai pusat penelitian bisa terealisasi.

Saat ini, banyak perusahaan terkemuka di Korea Selatan yang bekerja sama dengan kampus. Salah satunya dikmaksudkan untuk mencari kemungkinan adanya inefisiensi yang membebani biaya produksi. “Kampus berusaha meneliti dan membuat sebuah sistem paling efisien yang bisa diterapkan perusahaan tersebut. Misalnya pada perusahaan ritel, atau pabrik, bahkan sirkulasi arus pengangkutan petikemas juga dirumuskan secara sistematis,” kata dia.

Untuk itu, dia berharap, pendidikan tinggi di Indonesia bisa membuka diri dan belajar dari luar. Sehingga, ada kontribusi lebih besar lagi bagi sektor lain dari keberadaan mahasiswa, dosen, dan kampus. Selain itu, dunia akademis juga dapat bersinergi secara baik terhadap bidang lain, seperti industry. Dengan begitu, peran pengabdian masyarakat bisa semakin optimal.

Leave a Comment